Masyarakat Kecam Kegagalan Uji Coba, Desak Pembatalan Proyek Impor MLFF

Proses uji coba sistem pembayaran tol nontunai atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Tol Bali Mandara pada akhir pekan lalu menghadapi berbagai tantangan yang menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat. Uji coba ini diselenggarakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), bagian dari grup Roatex asal Hungaria, yang spesialis dalam solusi pembayaran tol secara elektronik.

Roatex menawarkan layanan perencanaan, pengembangan, pembiayaan, modernisasi, dan operasional sistem pembayaran tol. Di Hungaria, perusahaan ini telah berhasil mengoperasikan 16 ruas jalan tol dengan teknologi pembayaran elektronik, bekerja sama dengan National Toll Payment Services Plc.

Pada 15 Maret 2021, RITS menandatangani perjanjian dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR terkait proyek MLFF di Indonesia. Roatex Ltd. telah ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh Menteri PUPR untuk proyek ini.

Namun, hasil uji coba di Tol Mandara menunjukkan sejumlah kegagalan sistem MLFF, termasuk insiden beberapa kendaraan yang terkena tiang penutup tol secara otomatis.

Koalisi Masyarakat Peduli Tol Indonesia (Kamti) menyatakan bahwa sistem MLFF yang diakses melalui aplikasi Cantas mengalami kegagalan dalam operasionalnya. Hal ini menyebabkan beberapa kendaraan tertimpa palang tol karena ketidakselarasan sistem.

Sahrul RM, Koordinator Presidium KAMTI, menyatakan keinginan agar Menteri PUPR dan pemangku kepentingan mengevaluasi serta menghentikan proyek MLFF dari Hungaria.

Di sisi lain, Direktur Utama RITS, Attila Keszeg, menegaskan komitmen perusahaannya untuk terus mengevaluasi dan menyelesaikan masalah yang muncul selama uji coba. Dia menjelaskan bahwa evaluasi secara rutin adalah hal biasa dalam pengembangan sistem ini.

Attila juga menyatakan optimisme RITS terkait kemungkinan penerapan sistem pembayaran tol nontunai MLFF di Indonesia, dengan rencana komersialisasi pada 2024 di beberapa ruas jalan tol di negara ini.