Indonesia memasuki musim penghujan di akhir tahun, sebuah periode yang menuntut para pengemudi mobil untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintasi jalan tol. Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) serta seorang praktisi Keselamatan Jalan Raya, menekankan pentingnya perhatian terhadap fenomena aquaplaning yang sering terjadi saat musim hujan.
Aquaplaning, yaitu kondisi di mana ban mobil kehilangan cengkeraman di permukaan jalan akibat melintasi genangan air dalam kecepatan tinggi, dapat membahayakan karena mengakibatkan hilangnya kendali mobil. Untuk menghindari risiko aquaplaning, Jusri menyarankan untuk secara rutin memeriksa umur dan tekanan angin ban, serta segera mengganti ban yang sudah tidak layak atau aus.
Hal ini penting untuk memastikan kondisi ban dalam keadaan optimal saat berkendara di musim hujan. Selain itu, Zulpata Zainal, Manajer Uji Kendaraan di PT Gajah Tunggal Tbk., menjelaskan bahwa dua faktor yang meningkatkan risiko aquaplaning adalah tekanan udara ban yang kurang serta penempatan ban yang tidak tepat.
Zulpata menekankan bahwa kondisi ban, seperti alur ban yang sudah mencapai batas minimum pada Tread Wear Indicator (TWI), tekanan udara ban yang terlalu rendah, lebar telapak ban yang tidak sesuai, dan penempatan ban yang tidak tepat dapat memperbesar kemungkinan terjadinya aquaplaning. Saat ban mengalami kekurangan tekanan udara, kendali mobil menjadi terpengaruh dengan lambatnya respons, peningkatan jarak pengereman, menurunnya stabilitas, dan sulitnya pengendalian mobil.
Oleh karena itu, keselamatan berkendara saat musim hujan dapat ditingkatkan dengan memastikan kondisi ban mobil selalu dalam keadaan optimal. Memeriksa secara rutin umur dan tekanan angin ban, serta mengganti ban yang sudah aus, menjadi langkah yang sangat penting. Semua upaya ini akan membantu pengemudi dalam menjaga kendali mobil dan mengurangi risiko kecelakaan di jalan tol selama musim hujan.
Berikan Komentar