Kerusakan rem, yang sering terjadi bukan hanya pada truk dan bus dengan muatan berat, juga dapat dialami oleh mobil-mobil pribadi. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan rem mengalami kerusakan, baik itu kesalahan teknis maupun kurangnya antisipasi saat melewati turunan panjang.
Menurut Sony Susmana, Direktur Pelatihan Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mobil dengan transmisi otomatis cenderung lebih rentan mengalami kerusakan pada sistem rem. Hal ini disebabkan oleh beban kerja yang lebih berat pada sistem rem mobil otomatis.
“Mobil dengan transmisi otomatis umumnya tidak dilengkapi dengan engine brake, sehingga pengemudi seringkali tidak melakukan pengereman dengan hati-hati, akibatnya rem bisa overheat dan menyebabkan kerusakan,” jelas Sony.
Untuk menghindari kerusakan pada sistem rem, salah satu langkah antisipatif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan downshift atau penurunan gigi ke gigi yang lebih rendah.
Ahmad Wildan, Investigator Senior dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyatakan bahwa ada beberapa jenis kerusakan pada rem, salah satunya dikenal sebagai brake fading.
“Brake fading terjadi ketika ada kabut panas yang terbentuk di antara kampas rem dan tromol, menghambat keduanya untuk bersentuhan. Kabut panas ini muncul karena sublimasi, yaitu perubahan fase dari padat ke gas ketika suhu permukaan kampas mencapai titik sublimasi,” papar Wildan.
Dia menambahkan bahwa saat rem bekerja secara berlebihan, suhu akan meningkat, termasuk pada minyak rem yang berperan dalam memindahkan tekanan.
Jadi, mobil dengan transmisi otomatis cenderung lebih rentan mengalami kerusakan pada sistem rem karena beban kerja yang lebih berat dan minimnya kontribusi dari engine brake dalam membantu pengereman.
Berikan Komentar