Mengapa Tol Cipali Dianggap sebagai Salah Satu yang Paling Berbahaya di Dunia?

Jalan Tol Cikampek – Palimanan (Cipali) di Indonesia dikenal sebagai salah satu jalur tol yang paling membahayakan di dunia karena tingkat kecelakaannya yang sangat tinggi. Catatan fatalitas yang tinggi telah menandai jalur ini sebagai sorotan utama, terutama dengan pertumbuhan pesat jumlah kendaraan dan pembangunan jalan tol di Indonesia.

Sejarah panjang Tol Cipali dimulai pada era Presiden Soeharto dengan ide pembangunan pada tahun 1996. Namun, proyek ini terhenti saat krisis ekonomi 1997-1998 serta perubahan dalam rezim pemerintahan. Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), proyek ini dihidupkan kembali meski mengalami hambatan dalam pembebasan lahan. Hingga akhirnya, Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan Tol Cipali pada 13 Juni 2015, melibatkan PT Lintas Marga Sedaya sebagai kontraktor utama.

Dengan panjang jalur mencapai 116,75 kilometer, Tol Cipali melewati lima kabupaten di Jawa Barat, yakni Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Meskipun menghubungkan sejumlah daerah penting, reputasi jalur ini sebagai jalur yang mematikan terus menggema.

Data dari Kementerian Perhubungan mencatat bahwa setiap kilometer di Tol Cipali, setidaknya terjadi satu kecelakaan yang berujung pada korban jiwa. Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menjelaskan bahwa karakteristik jalur ini, seperti keadaan lintasan yang cenderung lurus dan layanan yang baik, seringkali membuat pengemudi terlena dan mendorong kendaraan melampaui batas kecepatan yang aman.

Faktor-faktor seperti perbedaan kecepatan antara kendaraan pribadi dan truk, ketidaklancaran aliran darah dan oksigen karena waktu berkendara yang panjang, serta risiko microsleep karena kelelahan telah diidentifikasi sebagai penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan di Tol Cipali. Bahkan, tabrakan dari belakang yang mengakibatkan kendaraan masuk di bawah bagian belakang truk juga menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan dengan tingkat fatalitas yang tinggi.

Meskipun upaya telah dilakukan oleh pengelola tol untuk menekan angka kecelakaan, seperti penerapan aturan yang lebih ketat bagi kendaraan dan pengemudi, kecelakaan di Tol Cipali masih terus terjadi. Para ahli merekomendasikan manajemen perjalanan yang bijaksana, termasuk beristirahat setiap 3 jam dan melakukan jeda istirahat selama 15-20 menit, untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat faktor manusia.

Sponsor: Baca berita yang up to date, independent, dan terpercaya di indonesiapublisher.com

Related Posts

Berikan Komentar