Pengendara Motor Terjatuh Akibat Tradisi Menyapu Koin di Indramayu

Setiap tahun saat musim mudik Lebaran, tradisi menyapu koin di pinggir jalan sering teramati di sepanjang ruas jalan Pantura, khususnya di sekitar jembatan Sewo yang menjadi perbatasan antara Subang dan Indramayu.

Orang-orang berkumpul di lokasi tersebut, dengan cermat memperhatikan setiap kendaraan yang melintas sambil membawa sapu di pinggir jalan.

Sebuah video yang diunggah oleh akun @andreli_48 di media sosial menunjukkan mereka berdiri di tengah marka jalan yang putus-putus, menyebabkan potensi kecelakaan.

Aksi mereka memblokir setengah bagian jalan, sementara dua jalur lainnya yang seharusnya dapat dilintasi oleh pemudik, kini hanya tersisa satu, menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas.

Para pengendara melempar uang receh di sekitar Jembatan Sewo, memicu aksi berebutan uang dengan menggunakan sapu.

Tradisi ini memiliki akar mitologis dalam kisah Saedah Saenih, yang menjadi legenda di masyarakat Indramayu, terutama mereka yang tinggal di sekitar kali Sewo.

Masyarakat meyakini bahwa Ki Sarkawi dan istrinya, Maimunah, yang merupakan tokoh dalam kisah Saedah Saenih, masih “bersemayam” di sekitar kali Sewo, dan memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan pengguna jalan.

Tradisi ini juga sering dikaitkan dengan kecelakaan tragis pada 11 Maret 1974, di mana sebuah bus terguling ke sungai, menewaskan 67 penumpangnya.

Meskipun dianggap sebagai tradisi, tindakan seperti ini sebenarnya membahayakan bagi pelaku dan pengguna jalan.

Sponsor: Baca berita yang up to date, independent, dan terpercaya di indonesiapublisher.com

Related Posts

Berikan Komentar